header-int

SEMINAR KOMUNITAS BELAJAR GURU SMKN 1 CIPANAS #SERI KE-2 : SUPERVISI DAN COACHING

Senin, 18 Mar 2024, 08:54:03 WIB - 1325 View
Share
SEMINAR KOMUNITAS BELAJAR GURU SMKN 1 CIPANAS #SERI KE-2 : SUPERVISI DAN COACHING

Kamis, 14 Maret 2024. Komunitas Belajar Guru SMKN 1 Cipanas telah menyelenggarakan kembali seminar seri ke-2 dengan tema : “Supervisi dan Coaching”. Kegiatan seminar ini biasa dilaksanakan setiap pukul 13.00 – 16.00 WIB tiap bulan 1 sampai 2 kali kegiatan.

Pada seminar seri ke-2 ini diikuti oleh 39 guru  SMKN 1 Cipanas yang siap mengikuti dengan penuh semangat untuk menyimak materi yang akan diisi oleh dua pemateri yaitu Plt. Kepala Sekolah Baru SMKN 1 Cipanas yakni Bapak Drs. Sarjoko, M.Si. sekaligus sebagai Keynote Speaker dan Harun Al Rasyid, S.Kom., M.Pd. sebagai narasumber. 

Rangkaian kegiatan seminar ini diawali dengan sambutan Ketua Komunitas Belajar SMKN 1 Cipanas, yaitu Harun Al Rasyid, S.Kom, M.Pd,. Beliau menyampaikan ia menegaskan kembali bahwa kegiatan Komunitas Belajar ini harus terus aktif dan diikuti oleh seluruh dewan guru, karena selain sebagai bentuk pertanggungjawaban dan laporan kepada pemerintah daerah Komunitas Belajar ini sangat bermanfaat sebagai wadah dan media sharing berbagi ilmu dan power dalam meningkatkan potensi, kompetensi guru dan kolaborasi inovasi untuk kemajuan dan kemandirian pembelajaran di sekolah kita.

Selanjutnya pemaparan kedua dari Keynote Speaker Bapak Drs. Sarjoko, M.Si. sebagai Plt Kepala Sekolah Baru. Beliau menunturkan bahwa kegiatan Komunitas Belajar yang berada di lingkungan SMKN 1 Cipanas ini sangatlah penting dan perlu didukung dan diikuti dengan seksama, karena selain untuk memenuhi kebutuhan administrasi guru (ASN), juga sangat bermanfaat untuk perkembangan dan kemajuan dan kemandirian pembelajaran guru lainnya. Selain itu, pentingnya menggali potensi diri, kompetensi guru, yang perlu ditingkatkan, dipahami dan dimanfaatkan dengan baik. Dan terakhir beliau menuturkan bahwa dalam pembelajaran di kelas guru harus memegang dan mengamalkan filosofi sistem Among dari Ki Hajar Dewantara secara utuh. 

Pada pemaparan materi terakhir dilanjutkan oleh narasumber Bapak Harun Al Rasyid, S.Kom, M.Pd., dengan tema Supervisi dan Coaching. Dalam pemaparannya beliau menyampaikan bahwa supervisi merupakan pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Sedangkan Coaching merupakan hubungan kemitraan dengan klien, dalam suatu percakapan yang kreatif dan memicu pemikiran, untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional klien.

Dalam konteks pendidikan, coaching merupakan komunikasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan murid. Pendidik sebagai pamong, menuntun murid agar murid dapat menemukan kekuatan dalam dirinya, memberdayakan potensi dirinya, dan tidak kehilangan arah serta tidak membahayakan dirinya. Hal itu selaras  dengan Ki Hadjar Dewantara yang  menekankan bahwa pendidikan bertujuan ‘menuntun’ tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya, mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Selain itu, dalam konteks pendidikan, coaching merupaan komunikasi guru dengan guru, seorang coach juga dapat membantu seorang coachee (rekan sejawat) untuk menemukan kekuatan dirinya dalam melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Paradigma yang dapat  diterapkan untuk percakapan coaching adalah paradigm berpikir “Among”, yaitu coach dan coachee adalah mitra belajar, komunikasi yang terjadi secara emansipatif dalam sebuah ruang perjumpaan yang penuh kasih dan persaudaraan. Paradigma berpikir “Among” ini  dapat melatih guru (coach) dalam menciptakan semangat Tut Wuri Handayani dalam setiap perjumpaan pada setiap proses komunikasi dan pembelajaran. 

Untuk mengembangkan kompetensi guru agar dapat melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid, maka coach perlu memiliki paradigma berpikir coaching, yaitu fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan, bersikap terbuka dan ingin tahu, memiliki kesadaran diri yang kuat, dan mampu melihat peluang baru dan masa depan.

Selain itu, dalam melakukan percakapan coaching, ketiga prinsip coaching perlu diperhatikan dalam rangka memberdayakan orang lain (coachee), yaitu prinsip kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi. Agar coaching yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan dapat menggali potensi coachee, maka seorang coach perlu memahami, menerapkan, dan melatih kompetensi inti coaching secara terus menerus, yaitu kompetensi kehadiran penuh/ presence, mendengarkan aktif bebas dari asumsi, melabeli, dan asosiasi, dan mengajukan pertanyaan berbobot.

Masih dalam konteks pendidikan, paradigma berpikir coaching sangat diperlukan dalam melaksanakan supervise akademik. Supervisi akademik merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk memastikan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik berpihak pada murid, dan untuk mengembangjan kompetensi diri pendidik. Lebih lanjut, dalam melaksanakan coaching terdapat sebuah acuan umum atau alur percakapan coaching, yang dapat membantu peran coach dalam membuat percakapan coaching menjadi efektif dan bermakna, yaitu alur TIRTA (Tujuan umum, Identifikasi, Rencana aksi dan Tanggung jawab).

Dengan demikian, supervisi perlu dilaksanakan dengan paradigma berpikir coaching, agar guru/coachee terlibat aktif dalam proses supervisi, sehingga mendorong munculnya motivasi instrinsik untuk mengembangkan kompetensi diri dan mengembangkan proses pembelajaran yang berpihak pada murid.


Daftar hadir peserta sebagai berikut:

SMKCIP SMKN 1 CIPANAS
© 2025 SMK Negeri 1 Cipanas Follow SMK Negeri 1 Cipanas : Facebook Twitter Linked Youtube
Flag Counter